Sunday, 17 November 2013

Larut dan Pelarut Kimia

Pengantar :
Ò  Larutan adalah campuran homogen atau serba sama antara dua zat atau lebih.
Ò  Zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut dan zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut.
Ò  Larutan  =  pelarut + zat terlarut
Ò  Pelarut (solvent): biasanya air, jumlahnya banyak
Ò  Zat terlarut (solute) : jumlahnya lebih sedikit


Kelarutan
Faktor yang mempengaruhi kelarutan :
a. Pengaruh jenis zat
            Zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik dan jika berbeda akan kurang dapat bercampur (like dissolves like)




  A.    Satuan Konsentrasi

   1.      Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
   2.      Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap jumlah mol seluruh zat dalam        larutan.
   3.      Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
   4.      Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut.
   5.      Kenormalan (N) : jumlah grek zat terlarut dalam tiap liter larutan.

Rumus –Rumus :
 Ò  % =  gram zat terlarut  x   100 %
               gram larutan
 Ò  X  =  mol suatu zat  :  mol seluruh zat
 Ò  M = mol : liter
       = mmol : ml
 Ò  M  = (1000 : p)   X   (gram : BM)
 Ò  N  =    grek : liter
       =    mgrek :  ml
 Ò  Grek = mol x jumlah H+ atau OH 

   B.     Masalah Konsentrasi
      Perhitungan jumlah zat terlarut:
              Mol zat terlarut = liter x M
      Pengenceran  Larutan:
                   V1M1  = V2 M2
      Pencampuran konsentrasi yang berbeda:
             M camp = V1 M1 + V2M2
                                  V1 + V2
CONTOH
suatu larutan dipersiapkan dengan melarutkan 22,4 g MgCl2
dalam 0,200 L air. Jika rapatan air murni 1,00 g cm-3 dan
rapatan larutan yang dihasilkan 1,089 g cm-3, hitunglah
fraksi mol, molaritas, dan molalitas MgCl2 dalam
larutan ini
            Penyelesaian
                        1 mol
                                    95 g
mol H2O = 0,200 L x 1000 cm3  x 1,00 g x 1 mol = 11,1 mol
 gL            cm3               18 g
fraksi mol MgCl2 =          0,24 mol                 = 0,021
(11,1 + 0,24) mol






massa larutan = 200 g H2O + 22,4 g MgCl2 = 222,4 g
                                    1 cm3
volume larutan = 222,4 g x 1,089 g = 204 cm3 = 0,204 L
                        0,24 mol
                        0,204 L
molalitas MgCl2 =          0,24 mol      = 1,18 mol kg-1
0,200 kg H2O
Contoh soal:
Sebanyak 1,11 g CuCldilarutkan ke dalam 100 g air. Jika massa jenis air 1 g/mL, massa atom relatif Cu = 40 dan massa atom relatif Cl = 35,5, maka hitunglah konsentrasi larutan tersebut dalam:
a. Molar
b. Molal
c. Normal
Jawab:
Massa molar CuCl= 40 + (2 x 35,5) = 111 g/mol
Volume air = massa : massa jenis = 100 g : 1 g/mL = 100 mL
Mol CuCl= massa : massa molar = 1,11 g : 111 g/mol = 0,01 mol
Jika volume larutan = volume air, maka
a. M CuCl= (mol : mL) x 1000 mL/L = (0,01 mol : 100 mL) x 1000 mL/L = 0,1 M
b. m CuCl= (mol : g) x 1000 g/kg = (0,01 mol : 100 g) x 1000 g/kg = 0,1 m
c. CuCl2 (aq) → Cu 2+(aq) + 2 Cl− (aq)
Cu 2+(aq) + 2 e → Cu (s)
2 mol elektron ekuivalen dengan 1 mol CuCl2. Jadi n = 2 ek/mol.
N CuCl= n x mol : L = 2 ek/mol x 0,001 mol : 0,1 L = 0,2 N

   C.     Elektrolit

Ò  Definisi : zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-ion (terionisasi), sehingga dapat menghantarkan listrik.
Ò  Elektrolit kuat : zat yang dalam air akan terurai seluruhnya menjadi ion-ion (terionisasi sempurna)
Ò  Elektrolit lemah : zat yang dalam air tidak seluruhnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sebagian)

Perbandingan :
Elektrolit   kuat :
  1. Asam-asam kuat  ( asam halogen, HNO3, H2SO)
  2. Basa-basa kuat ( Basa alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 )
  3. Hampir semua garam adalah elektrolit kuat
  4. Reaksinya berkesudahan (berlangsung sempurna ke arah kanan)

Elektrolit   lemah :
  1. Asam –asam lainnya adalah asam-asam lemah.
  2. Basa-basa lainnya adalah basa-basa lemah.
  3. Garam yang tergolong elektrolit lemah adalah garam merkuri (II)
  4. Reaksinya kesetimbangan (elektrolit hanya terionisasi sebagian).

Lanjutan elektrolit :
      Besaran lain untuk menentukan kekuatan elektrolit adalah DERAJAD IONISASI (α )
      α = mol zat yang terionisasi dibagi mol zat yang dilarutkan.
      Elektrolit kuat : α = 1
      Elektrolit lemah : 0 <  α  <  1
      Non Elektrolit : α = 0

   D.    Sifat Koligatif Larutan

Ò  Definisi : sifat yang ditentukan oleh konsentrasi.
Ò  Ada 4 hal yaitu :
1.      Kenaikan titik didih (  ΔTd)
2.      Penurunan titik beku ( ΔTb)
3.      Tekanan osmotik (  π )
4.      Penurunan tekanan uap (Δp)
Ò  Keempatnya ditentukan oleh konsentrasi atau banyaknya partikel zat terlarut. Makin besar konsentrasi makin besar pula sifat koligatifnya.

Sifat koligatif larutan non elektrolit

a. Tekanan uap larutan
PA = XA . P°A
PA = tekanan uap yg dilakukan komp A
XA = fraksi mol komp A
P°A= tekanan uap zat murni A
Contoh Soal:
            Pada suhu 30°C tekanan uap air murni adalah 31,82 mmHg. Hitunglah tekanan uap larutan sukrosa 2 mol pada suhu 30°C.
            Jawab:
            Jika dimisalkan pelarutnya 1 000 g, maka:
            Mol sukrosa = 2 mol
            Mol air = 1 000 g : 18 g/mol = 55,6 mol
            Tekanan uap larutan = tekanan uap pelarut = P= X. P0A
            = [55,6 mol : (55,6 + 2) mol] x 31,82 mmHg
            = 30,7 mmHg

b. Titik Didih Larutan
Δt= k. m
Δt= kenaikan titik didih larutan.
k= kenaikan titik didih molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
Contoh soal:
Hitunglah titik didih larutan glukosa 0,1 m jika kenaikan titik didih molal air 0,512 °C /m !
Jawab:
Δtb         = k. m
            = 0,512 °C /m x 0,1 m
            = 0,0512 °C
Jadi
tlarutan = tair + Δtb
            = 100 °C + 0,0512 °C
            = 100,0512 °C
      Jika 25 gram glukosa dalam 100 g asam asetat , hitunglah titik didih larutan jika kenaikan titik didih pelarut 3,07?

c. Titik Beku Larutan
Δt= k. m
Δt= penurunan titik beku larutan.
k= penurunan titik beku molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
Contoh soal:
Hitunglah titik beku larutan glukosa 0,1 m jika penuruan titik beku molal air 1,86 °C /m !
Jawab:
Δtf          = k. m
            = 1,86 °C /m x 0,1 m
            = 0,186 °C
Jadi
tlarutan = tair – Δtf
                = 0 °C – 0,186 °C
            = – 0,186 °C


Contoh soal:
            Hitunglah berapa tekanan osmose yang harus diberikan pada 1 liter larutan gula 0,1 M pada suhu 27 °C supaya air tidak dapat menembus membran semipermeabel masuk ke dalam larutan tersebut !
Contoh soal:
            Hitunglah berapa tekanan osmose yang harus diberikan pada 1 liter larutan gula 0,1 M pada suhu 27 °C supaya air tidak dapat menembus membran semipermeabel masuk ke dalam larutan tersebut !
Jawab:
π          = (n.R.T) : V
            = M.R.T
            = 0,1 M x 0,08206 L.atm/mol.K x (27 + 273) K
            = 2,46 atm


Contoh soal
Terdapat tiga macam larutan, yaitu:
(i) 0,360 gram C6H12Odilarutkan ke dalam 2 liter air.
(ii) 0,320 gram CuSOdilarutkan ke dalam 2 liter air.
(iii) 0,267 gram AlCldilarutkan ke dalam 2 liter air.
            Jika massa jenis air = 1 g/mL, kair = 0,512 °C/m, kair = 1,86 °C/m, massa atom relatif H = 1, C = 12, O = 16, Al = 27, S = 32, Cl = 35,5, dan Cu = 64, maka hitunglah:
a. Titik didih masing-masing larutan tersebut.
b. Titik beku masing-masing larutan tersebut.
c. Tekanan uap masing-masing larutan tersebut, jika tekanan uap air 1 atm.
d. Tekanan osmose untuk mencegah osmose pada masing-masing larutan tersebut pada suhu 27 °C.

Jawab:
Diketahui:
      Massa jenis air = 1 g/mL = 1 kg/L
      Massa 2 L air = 2 L x 1 kg/L = 2 kg
      Mol 2 L air = 2 000 g : 18 g/mol = 111,111 mol
      Massa molar C6H12O= (6 x 12) + (12 X 1) + (6 X 16) = 180 g/mol
      Mol C6H12O= 0,360 g : 180 g/mol = 0,002 mol
      Molalitas C6H12O= 0,002 mol : 2 kg = 0,001 m
      Massa molar CuSO= (1 X 64) + (1 x 32) + (4 x 16) = 160 g/mol
      Mol CuSO= 0,320 g : 160 g/mol = 0,002 mol
      Molalitas CuSO= 0,002 mol : 2 kg = 0,001 m
      Massa molar AlCl= (1 x 27) + (3 x 35,5) = 133,5 g/mol
      Mol AlCl= 0,267 g : 133,5 g/mol = 0,002 mol
      Molalitas AlCl= 0,002 mol : 2 kg = 0,001 m

a. tlarutan      = tair + Δt(i) tC6H12O= 100 °C + kb.m
                        = 100 °C + (0,512 °C/m x 0,001 m) = 100,000512 °C
(ii) tCuSO4     = 100 °C + i. kb.m
                        = 100 °C + (2 x 0,512 °C/m x 0,001 m) = 100,001024 °C
(iii) tAlCl      = 100 °C + i. kb.m
                        = 100 °C + (3 x 0,512 °C/m x 0,001 m) = 100,001536 °C
b. tlarutan = tair – Δtf
(i) tC6H12O   = 0 °C – kf.m
                        = 0 °C – (1,86 °C/m x 0,001 m) = – 0,00186 °C
(ii) tCuSO     = 0 °C – i. kf.m
                        = 0 °C – (2 x 1,86 °C/m x 0,001 m) = – 0,00372 °C
(iii) tAlCl3        = 0 °C – i. kf.m
                        = 0 °C – (3 x 1,86 °C/m x 0,001 m) = – 0,00558 °C
c. P larutan = P air – ΔP
(i) P C6H12O= 1 atm – P0.X C6H12O6
                        = 1 atm – {1 atm x [0,002 mol : (0,002 mol + 111,111 mol)]}
                        = 0,999982 atm
(ii) P CuSO4     = 1 atm – i.P0.X CuSO4
                        = 1 atm – {2 x 1 atm x [0,002 mol : (0,002 mol + 111,111 mol)]}
                        = 0,999964 atm
(iii) P AlCl3       = 1 atm – i.P0.X AlCl3
                        = 1 atm – {3 x 1 atm x [0,002 mol : (0,002 mol + 111,111 mol)]}
                        = 0,999946 atm

d. π larutan = n.R.T : V
(i) π C6H12O6    = [0,002 mol x 0,08206 L.atm/mol.K x (27 + 273) K] : 2 L
                                    = 0,049236 atm
(iii) π CuSO4    = [0,002 mol x 0,08206 L.atm/mol.K x (27 + 273) K] : 2 L
                                    = 0,098472 atm
(iii) π AlCl3                       = [0,002 mol x 0,08206 L.atm/mol.K x (27 + 273) K] : 2 L
                                    = 0,196944 atm

    E.      Ph
Ò  H2O memiliki sedikit sifat elektrolit, artinya air dapat terionisasi menghasilkan ion H+ dan ion OH-
Ò  Jika air dilarutkan asam, maka asam akan melepaskan ion H+
Ò  Jika air dilarutkan basa, maka basa akan melepaskan ion OH-
Ò  Jadi besarnya [H+] dalam larutan dapat digunakan untuk menyatakan larutan basa, asam atau netral.

      Ingat :    Larutan netral : pH =7
Larutan asam : pH < 7
Larutan basa : pH > 7


      Makin rendah harga pH larutan makin bersifat asam dan sebaliknya makin tinggi bersifat basa.

Larutan Asam Basa
a.       Teori Arhenius
      Asam adalah zat yang dalam pelarut air menghasilkan ion hidrogen (H+)
      Ex: HCL                     H+   +   CL-
      Basa adalah zat yang dalam pelarut air menghasilkan ion hidroksil (OH-)
      Ex : NaOH                  Na+   +   OH-


B. TOERI Bronsted-Lowry

      Asam adalah zat yang dapat melepaskan proton (donor proton)
      Basa adalah zat yang dapat menerima proton (aseptor Proton)
      H2O  +  NH3 OH-   +  NH4+


Teori lewis
      Asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron
      Basa adalah zat yang dapat menyumbangkan pasangan elektron
      NH3   +  H+   NH4+
\

No comments:

Post a Comment