Monday 1 July 2019

[CONTOH] Laporan Praktek Kimia

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemampuan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Akhir Pratikum  kimia dasar dalam waktu yang relative singkat.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar ini banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik senantiasa saya nantikan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dekan dan para Dosen / Instruktur Universitas Singaperbangsa Karawang atas dukungannya baik moril maupun spiritual sehingga Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar ini terselesaikan demi peningkatan kualitas mahasiswa khususnya mahasiwa FAKULTAS TEKNIK UNSIKA.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar yang saya susun ini. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi membangun kesempurnaan dan penyusunan Laporan ini .
Akhir kata, semoga Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar yang saya susun ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan saya pada khususnya .



Karawang , April 2013


Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar         ……………………………………………………………………    1
Daftar Isi                    ……………………………………………………………………    2
BAB I.                        LAPORAN KEGIATAN    
                        STOIKOMETRI REAKSI  …………………………………………....    3
1.1  Tujuan Percobaan
1.2  Dasar Teori
1.3  Alat dan Bahan
1.4  Prosedur Percobaan
1.5  Analisis Data

BAB II.           LAPORAN KEGIATAN
                        MENGUKUR KADAR ASAM CUKA YANG
BEREDAR DI PASARAN……………………….……………………                
2.1  Tujuan Percobaan
2.2  Dasar Teori
2.3  Alat dan Bahan
2.4  Prosedur Percobaan
2.5  Analisis Data










BAB I
LAPORAN KEGIATAN STOIKOMETRI REAKSI

1.1  Tujuan Percobaan

a.       Menentukan koefesien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperature
b.      Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol

1.2  Dasar Teori
Ilmu kimia adalah ilmu yang dikembangkan berdasarkan eksperimen melalui pendekatan ilmiah. Ilmu kimia mempelajari perubahan zat baik secara fisik maupun secara kimia. Perubahan yang menghasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya berbeda dari zat pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia. Perubahan kimia ini dapat di amati dari terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan, terjadi perubahan warna dan perubahan kalor.

      Untuk memudahkan dalam merancang suatu eksperimen, maka menuliskan persamaan reaksi kimia , yang menunjukan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi , untuk menunjukan bahwa reaksi setara , di ungkapkan dengan koefesien reaksi . oefesian reaksi merupakan konversi yang menunjukan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan juga jumlah mol senyawa yang bereaksi  , contoh :  reaksi antara gas nitrogen dan gas hydrogen membentuk gas ammonia , persamaan reaksinya :
      N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 HN (g)

Pernyataan ini menyatakan bahwa 1 molekul nitrogen bereaksi dengan 3 molekul hydrogen membentuk 2 mol ammonia. Angka 1, 3 dan 2 adalah koefesien reaksi sebagai factor konversi.

      Secara laboraturium , untuk mrngrtahui koefesien dalam persamaan kimia diperlukan sederetan data hasil percobaan. Salah satu cara sederhana untuk menentukan koefesien reaksi dengan metode variasi kontinu . prinsip dasarnya dalam sederetan percobaan yang dilakukan , jumlah molar total campuran pereaksi dibuat tetap sedangkan jumlah molar masing-masing dibuat berubah secara teratur (diberagamkan secara beraturan dan kontinu). Perubahan yang terjadi akibat adanya reaksi antar campuran pereaksi seperti massa , volume dan suhu dialurkan terhadap jumlah molar masing-masing pereaksi dalam suatu grafik , sehingga diperoleh titik optimum . titik optimum yang terbentuk menyatakan perbandingan koefesien dari masing-masing pereaksi.




1.3   Alat dan Bahan

Alat
·         Gelas beker 50 ml (10)
·         Mistar ukuran 20               (1)
·         Thermometer                     (1)

Bahan
·         NaOH 0,1 M
·         NaOH 1,0 M
·         CuSO4 0,1 M
·         HCl 1,0 MZ

1.4  Cara Kerja

 v  Stokiometri Reaksi Pengendapan

a.       Sediakan dua buah gelas beker 50 ml. ke dalam 1 gelas beker masukan 5 ml NaOH 0,1 M. pada gelas beker yang lain masukan 25 ml CuSO 4 0,1 M campurkan kedua larutan itu kemudian kocok
b.      Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar gelas beker
c.       Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat terapakan satuan millimeter)
d.      Lakukan cara yang sama dengan langkah (a-c) untuk percobaan berikut, dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume total tetap 30 ml yaitu :
·         10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M
·         15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M
·         20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M
·         25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M

e.       Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x) sehingga di peroleh titik optimum kurva
f.       Dari grafik tentukan koefesien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh . titik optimum menyatakan perbandingan koefesien reaksi
g.      Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dan menyetarakan persamaan reaksi
h.      Tentukan rendemen hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol



 v  Stokiometri Sistem Asam – Basa

  a.    Kedalam gelas beker 50 ml , masukan 5 ml NaOH 1,0 M dan kedalam gelas beker lainya masukan 25 ml HCl 1,0 M. kemudian ukur temperature kedua larutan tersebut (TM ) dan di usahakan agar sama ( dapat dilakukan dengan merendam kedua gelas beker tersebut dalam pemanas air)
  b.  Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total30 ml , ukur temperature campuran dan catan suhu maksimum yang konstan (TA)
  c.    Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 30 ml , yaitu :
·         10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M
·         15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M
·         20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
·         25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M

  d.      Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperature (sumbu y) dan volume asam / basa (sumbu x)
  e.       Dari grafik tentukan koefesien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefesien reaksi
  f.       Bandingkan dengan koefesien reaksi yang di peroleh dari menyertakan persamaan reaksi
  g.      Tentukan rendemen hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol

1.5  Data Percobaan

 v  Percobaan Stokiometri Reaksi Pengendapan

Masukan cairan NaOH kedalan gelas ukurdengan ukuran
1
5 ml
2
10 ml

Gelas
3
15 ml
4
20 ml
5
25 ml
                                                                                            






Masukan cairan CuSO4  kedalan gelas ukur dengan ukuran

1
5 ml

2
10 ml


Gelas
3
15 ml
4
20 ml
5
25 ml

Kemudian campurkan cairan tersebut yaitu NaOH dengan CuSO4
a.       Gelas 1 cairan NaOH 5 ml dan campurkan dengan CuSO 25 ml
b.      Gelas 2 cairan NaOH 10 ml dan campurkan dengan CuSO 20 ml
c.       Gelas 3 cairan NaOH15 ml dan campurkan dengan CuSO 15 ml
d.      Gelas 4 cairan NaOH 20 ml dan campurkan dengan CuSO 10 ml
e.       Gelas 5 cairan NaOH 25 ml dan campurkan dengan CuSO 5 ml


  v  Endapan
Volume CuSO4
Volume NaOH
Tinggi Endapan
25
5
6
20
10
13
15
15
6
10
20
5
5
25
3













 v  Percobaan Stokiometri Sistem Asam – Basa

TM : 280
TA : 29,5

Volume HCl
Volume NaOH
ΔT (TA – TM)
25
5
29,5 - 28
20
10
32 - 28
15
15
33,5 - 28
10
20
34 - 28
5
25
29 - 28


No comments:

Post a Comment